Jumat Berkah, 28 Oct. 16
Hidup ini adalah
perjuangan. Perjuangan untuk mencari bekal hidup yang sebenarnya, alam akhirat.
Hari jumat yang sangat menegangkan hati untuk selalu bangkit dalam perjuangan
ini. Semangat api membakar jiwa-jiwa yang telah lalai hari kemarin.
Aku, abang,
kakak, aa, dede. Kita semua sedang berjuang menghadapi karangnya kehidupan.
Kerdilnya lapangan arena kita berjuang. Kita semua bukan anak pejabat yang
selalu terpenuhi kebutuhannya sesaat. Kita semua hanya anak manusia biasa yang
Allah berikan kelapangan hati untuk bersabar mendapat kebutuhan kita.
Jangan kita lihat
anak-anaknya dari teman-teman Ayah. Yang mereka berkehidupan di atas minimalnya
kita. Yang mereka lebih mampu dalam harta. Yang mereka akan melaksanakan
pernikahan anaknya. Kita semua mempunyai kelebihan dibanding mereka. Kita semua
mampu kuliah melebihi mereka. Kita semua mampu strata dengan orang-orang cerdas.
Kita semua mampu memenuhi kebutuhan hidup kita dengan kesederhanaan. Kita
adalah pejuang yang tak dikenali oleh mereka, karena hanya Allah yang mengenal
siapa kita.
Walau badai
pernah melanda kapal perjuangan kita. Mereka tak pernah tahu kecuali Allah
kita. Walau mereka menganggap kita rendah, kita tak sehina manusia yang rendah.
Kita mampu. Ayo kita berjuang. Ingat, jangan melihat kelebihan yang dipunyai
orang lain. Karena kita mempunyai kelebihan yang berbeda.
Kita tahu, kita hanya penonton kehidupan mewah mereka sekarang. Tapi,
kebuktian mewah kita adalah kelak. (aamiin). Sekarang, mari kita melanjutkan
perjuangan hidup kita di masing-masing kita berpijak. Dimana aku sedang
berjuang peka piku dalam dunia hukum. Abang dalam dunia ke-udaraan. Kakak dalam
dunia ilmiah menengah atas. Aa yang sedang mendasar. Dede yang menjelma menjadi
anak semi pesantren. Kita semua berpijak di tanah rantau terkecuali aa. Tapi
memang pijakan kita sedang berbeda. Jangan kalian pikirkan bekal kalian akan
habis. Selama pijakan kalian tetap dalam perjuangan maka Allah akan selalu
memberi bekalnya. Jangan kalian berkeluh kesah, tetap semangat. Esok ada hari
dimana pijakan kita akan satu, dalam jannah-Nya. Aamiin...
Sesak nafas ini
bukan karena senggolan oksigen yang kurang. Namun, dimana oksigen hati ini. Ayo
berdoa memohon pada Ilahi. Kita tahu, kita semua sedang berusaha untuk
menjalankan tugas kita sebagai Ibnu el-Qomaru. Oleh karenanya, tetaplah
berjuang didalamnya. Karena ujian untuk kita di esok hari belum tentu sama.
Aku pun terkadang
berpikir. Mengapa dan kenapa? Tapi, kita tak boleh seperti itu. Karena sebuah
alasan untuk berputus asa akan menghantui perjuangan kita. Dimana kita saling
berjauhan ini, saling mendoakan kebaikan untuk sesama. Untuk bapak dan ummi di
rumah. Untuk aku di jawa. Abang di jantung kota jawa barat. Kakak di kota
tetangga. Aa yang sedang menemani orang tua di rumah. Dan dede di kecamatan
sebrang. Kita semua saling mendoakan untuk saling melengkapi kehidupan kita.
Bukan untuk saling berlomba siapa yang juara. Karena kita semua jura pada
bidang kita masing-masing. Itu juga karena kelebihan kita masing-masing yang
berbeda sehingga melengkapi kesempurnaan bersama.
Jangan lupa doa.
Shalat malam. Dhuha. Puasa senin kamis. Dzikir shobah dan masa. Baca al-Qur’an.
Dzikir doa. Itu semua senjata hidup kita saat ini. Bukan sekedar bekal money
yang untuk makan setiap hari. Jangan boros. Disiplin. Rajin belajar. Tidak
sekedar mengejar gelar. Itulah yang sedang kita laksanakan. Semangat
anak-anaknya bapak dan ummi. Ibnu el-Qomaru.