Tidaklah
seorang muslim katakan galau dalam hidupnya. Ketika hati diuji bukan berarti
dia sedang galau. Dalam Islam namanya adalah futur.
Arrraaagghhh...
Jaga
hati dari hati yang kurang berhati-hati. Memang suatu kewajiban kita untuk
selalu istiqomah di jalan ridho Ilahi. Namun, tak semua dapat mencapainya dengan
pasti.
Menjadi
anak kampus kuno, tak berarti ndak modern. Hidup di pinggiran sungai
bengawanlah yang terasa menjadi kuno. Padahal negri ini kaya akan batiknya. Sebagai
anak kampus kuno memang terasa tak ada bandingnya dengan sungai bengawan atau
batiknya. Namun, hari ini adalah hari bersejarah dalam hidupku di kampus kuno,
negeri batik di pinggiran sungai bengawan.
Saat
ku harus menangis karena ujian di kampus ini bukan karena kekunoannya. Namun,
karena tak bandingannya dengan kampus lain dalam syarat ujiannya.
Teringat
dengan seorang mahasiswa kampus Baky di sebrang kota. Yang menangis juga karena
hal yang sama ujiannya. Aku tak ingin seperti jejaknya. Namun, kampus baky
dengan kampus kuno ini bagai adik berkakak yang tak saling mengaku.
Cukup
sampai disini sebuah fenomena tangisan air mata bagi anak kampus baky dan
kampus kuno. Aku berasa risih dengan segalanya. Namun, apa daya yang akan
diperbuat. Itulah tantangan bagi kampus kampungnya ilmu fiqih.
Teman,
janganlah menyerah. Semua ujian hidup yang Allahberikan pada kita adalah memang
kita mampu untuk melaksanakannya. So, doing please. Isbir falakal jannah. Ingat
ayat terakhir dalam surat Al-Baqarah. Untuk pelipur lara duka yang menganga
bagi para manusia yang merasa tak mampu di uji.
Salam
move on dari anak kampus kuno teruntuk semuanya terutama kakak-kakak di kampus
baky.
#omancincaucilowa
#pandawakuningan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar