Kata hasad berasal dari bahasa Arab, yaitu “hasadun”
yang berarti dengki, benci. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata hasad
berarti menaruh perasaan marah (benci, tidak suka ) karena iri yang amat sangat
pada keberuntungan orang lain.
Menurut Sayyid Quthb dalam tafsirnya “Al Manar”, hasad ialah kerja emosional
yang berhubungan dengan keinginan agar nikmat yang diberikan Allah Subhanahu
wa Ta’ala kepada seseorang dari hambaNya hilang dari padanya. Baik cara
yang dipergunakan oleh orang yang dengki itu dengan tindakan supaya nikmat itu
lenyap dari padanya atas dasar iri hati, atau cukup dengan keinginan saja. Yang
jelas motif dari tindakan itu adalah kejahatan.
Sifat iri dan
dengki merupakan sifat yang tercela juga dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:
ôQr& tbrßÝ¡øts
}¨$¨Z9$#
4n?tã
!$tB
ÞOßg9s?#uä
ª!$#
`ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù
“Ataukah
mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah
berikan kepadanya?” (QS. An-Nisa’:54)
Allah
berfirman ketika menyifati orang yang bertaqwa:
ûüÏJÏà»x6ø9$#ur
xáøtóø9$#
tûüÏù$yèø9$#ur
Ç`tã
Ĩ$¨Y9$#
3
ª!$#ur
=Ïtä
úüÏZÅ¡ósßJø9$#
“ Dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali-Imran:
134)
Maksud dari
“orang yang menahan amarahnya” dalam ayat diatas adalah orang yang tidak
dengki. Allah mengancam pelaku dengki dalam firman-Nya:
“… Karena
dengki yang timbul dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka
kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka sampa Allah mendatangkan
perintah-Nya…” (QS. Al-Baqarah: 109)
Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
إِيَّا
كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ
تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا
وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إخوَانًا
“ Jauhilah oleh kalian prasangka, karena prasangka adalah ucapan
yang paling dusta. Janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan,
memata-matai, mendengki, membelakangi dan membenci. Jadilah kalian hamba Allah
yang bersaudara.” (HR. Bukhari)
Dan masih banyak
lagi dalil dari Al-Qur’an dan sunnah yang berbicara tentang bahaya dengki ini.
Hasad atau dengki merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya.
Namun, meski hasad letaknya di hati tapi dampak buruk yang dapat ditimbulkan
sangat banyak dan terjadi dikehidupan nyata. Diantara dampak buruk tersebut ialah:
1.
Pelaku dengki akan berada dalam kesengsaraan yang berkepanjangan dan rasa
tersiksa yang tiada putusnya dikarenakan dia tidak pernah ridha terhadap taqdir
dan apa yang telah digariskan Allah untuk dirinya. Apa yang ada
pada orang lain berupa nikmat selalu terlihat indah dimatanya sehingga dia
ingin agar nikmat itu tercabut dari orang tersebut atau berpindah pada dirinya.
2.
Dengki merusak ketaatan
Sebagaimana Rasulullah SAW., mengingatkan kita dalam haditsnya yang mulia
:
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ
كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ وَقِيْلَ الْعُشْبَ
“Jauhi kamu lah yang namanya dengki, karna dengki itu akan
memakan,menghancur binasakan seluruh amal kebaikan kamu, sebagai mana kayu
dibakar oleh api, dalam riwayat lain mengatakan sebagaimana rumput di di bakar
oleh api.”
Dari hadist diatas dapat kita lihat mara bahaya nya yang begitu dahsyat
dan luar biasa, kita pasti bisa bayangkan kalau kayu di letakkan di atas api
yang membara dan berkobar pasti dia akan jadi mangsanya dan ia akan hancur
binasa, dari yang bagus dank eras akan berakhir jadi debu yang tiada berguna
bahkan jadi sampah dan menjadi hina, dengki di ibaratkan api sedang amal ibadah
dan seluruh kebaikan kita di ibaratkan kayu atau rumput.
3.
Sifat dengki itu akan mendorong kita berbuat durhaka
Karena orang yang dengki itu tidak sepi dari yang namanya ghibah,
berbohong, mencaci maki, dan mengupat sebagaimana kebiasaannya. Dan semua itu kita tau betul bahwa itu adalah sifat
yang tercela dan akan membuat kita semakin terpuruk dan tercela, dan menjerumuskan
kita kedalam lembah api neraka.
4.
Dengki menyebabkan menghalangi kita mendapatkan syafaat / pertolongan
Bukan kah pertolongan / syafaat dari Allah Ta’ala begitu juga
dari Rasul-Nya yang kita cari di dunia ini khususnya di hari kelak nanti?
Rasulullah SAW., bersabda:
“Bukan dari golonganku orang yang mempunyai sifat dengki begitu juga
orang yang suka mengadu domba dan orang yang mempunyai ilmu sihir, dan saya pun
tidak termasuk dari mereka.”
Kemudian beliau membacakan ayat:
tûïÏ%©!$#ur crè÷sã úüÏZÏB÷sßJø9$# ÏM»oYÏB÷sßJø9$#ur ÎötóÎ/ $tB (#qç6|¡oKò2$# Ïs)sù (#qè=yJtFôm$# $YZ»tFôgç/ $VJøOÎ)ur $YYÎ6B
“Dan orang orang yang menyakiti hati yang beriman baik laki laki begitu
juga perempuan tanpa ada kesalahan yangmereka perbuat, maka sungguh, mereka
telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. ”(QS. Al-Ahzab:58)
Dari peringatan nabi dan Allah Ta’ala diatas sangatlah jelas bagi
kita semua, bahwa dengki tiu adalah sifat yang menyakiti hati orang lain dan
menyebabkan kita jauh dari rahmat dan syafaatnya allah, bahkan Rasulullah dari
awal hadits nya beliau menegaskan bagi kita semua dengan kalimat " laisa
minni " bukan dari golonganku dan di kuat kan lagi di akhir hadtsnya
" wala ana minhu " saya pun bukan termasuk dari golongan
mereka!!!
5.
Hidupnya susah gundah gulana yang tiada hentinya kecuali ia bertubat
kepada Allah Ta’ala.
Abu Laits as-Samarqandi
berkata :
Orang yang mensifati dengki
akan di timpa/kenakan lima mara bahaya :
1. Duka cita/kesedihan hati (galau) yang tiada berkesudahan
2. Musibah yang tiada balasan baginya dari allah
3. Kecelaaan tanpa pujian
4. Allah Ta’ala marah kepadanya
5. Pintu taufiq di tutup baginya
Ahnaf bin Qais berkata:
لاَ رَاحَةَ لِحَسُوْدٍ
“Tiada ketenangan bagi orang
yang mempunyai sifat dengki/pendengki”
6.
Hatinya akan tertutup/buta dari kebenaran
Bila hati telah tertutup/buta dari kebenaran
otomatis kita semakin mudah berbuat kejahatan sehingga kita semakin bertambah
jauh dari rahmat Alllah Ta’ala, naudzubillahi mindzalik!!
Setelah
mengetahui bahaya iri dan dengki ini maka saatnyalah bagi kita untuk senantiasa
mengintropeksi diri kita agar senantiasa terhindar dari perbuatan iri dan
dengki. Terutama di bulan yang penuh berkah ini, jangan sampai pahala puasa
kita hangus begitu saja oleh api kedengkian, karena tidak ada manusia yang
dapat luput dari godaan syetan kecuali orang yang benar-benar bertaqwa kepada-Nya.
Semoga puasa yang telah berusaha kita bersihkan dari kedengkian ini diterima di
sisi-Nya. Aamin.
Wallahu A’lam Bish Shawwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar