[google37929ada0511e260.html] Alfath Cuing-Cincau℠: Agustus 2016 [google37929ada0511e260.html]

Rabu, 31 Agustus 2016

2 Jembatan Pilang Yang Rapuh -Kota Sentra Batik-

Jembatan merupakan penghubung satu daerah dengan daerah lainnya. Sebagai perantau di daerah sentra batik, saya merupakan bagian dari masyarakat yang merasakan pentingnya jembatan. Di daerah Pilang, Masaran, Sragen-Jawa Tengah merupakan desa yang dikelilingi oleh sungai terpanjang di pulau Jawa yaitu Bengawan Solo. Sehingga banyak daerah yang harus melewati jembatan untuk sampai di desa Pilang. Kabar baik untuk inovasi baru kepada pemimpin untuk mengetahui berita daerahku.
Setidaknya, saya mengetahui 2 jembatan penting yang menjadi penghubung dengan daerah tetangga. Diantaranya, :
11.  Jembatan Gantung
Ini adalah jembatan penghubung antara desa Gedongan dengan desa Kliwonan. Jembatan ini sudah sangat tua. Karena setiap melewatinya, maka jembatan akan terasa goyang-goyang yang disertai dengan suara gemuruh kawat dan besi. Antrian panjang sangat sering terjadi. Karena hanya satu-satunya jembatan yang menjadi sentra untuk menyebrangi sungai Bengawan ini. Jembatang gantung yang terbuat dari rakitan besi dan susunan kayu ini menjadikannya sangat penting bagi masyarakat. Sehingga sebagian masyarakat membutuhkan jembatan paten juga luas agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Karena luasnya jembatan hanya cukup untuk kendaraan 2 roda saja.
  
Disini, saya sedikit berbagi selayang pandang jembatan gantung Plupuh-Pilang yang pernah di poskan oleh Solopos.com
 


  2.  Jembatan penghubung pilang-masaran
Inilah jembatan yang melewati sungai rintisan dari Bengawan. Biasa disebut anak sungai Bengawan. Jembatan yang menjadi penghubung desa Pilang dengan kecamatan Masaran ini sangatlah penting. Karena jika jembatan ini rusak sebagai yang terjadi saat ini, maka sebagaian harus melewati jalur alternatif yang jauh untuk memudahkannya. 

Kabar yang disiarkan http://prapto.my.id/public/sosial/jembatan-putus-jalan-masaran-pilang.html, bahwa jembatan putus sejak sebelum Ramadhan.
 

Ini sebagai jalan alternatif untuk bisa sampai di desa Pilang, karena jembatan putus. Karena dengan 2 jalur inilah sebagai penghubung dengan kecamatan Masaran. 



Sebagai solusi inovatif, saya selaku warga Pilang untuk Indonesia. Yang menetap walau merantau karena belajar di desa Pilang mengajukan agar pemerintah Sragen segera melakukan perbaikan jembatan dengan sesegera mungkin. Karena dengan adanya kerusakan disebagian fasilitas umum ini bisa merugikan bagi seluruh penduduk sekitar.
Dengan informasi yang saya berikan pada blog ini semoga menjadi inpirasi bagi para jajaran pemerintah agar segera melaksanakan tugasnya sebagai tindak lanjut yang tepat dan tepat. Dengan ini, menjadi penghalang bagi masyarakat yang selalu menggunakan jembatan tersebut.
Pilang dan Kliwonan merupakan sentra batik terkenal di Sragen. Dengan adanya pengaduan ini semoga dapat menjadi koreksi bagi seluruh elemen.
Banyak masyarakat yang mengeluhkan karena tidak adanya jalan penghubung ini. Jalan yang semakin jauh juga sempit menjadi problem. Karena salah satu jalur alternatifnya melewati jalur pembangunan jalan tol Solo-Surabaya. Sedang jalur satunya melewati komplek sekolah yang banyak anak-anak. Inilah inovasi daerah rantauan untuk negeri Indonesia.


Artikel ini pernah diikutk sertakan pada lomba Infrastruktur, kini aku edit dan diikut sertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku.

Philips Yang Jujur

Terus terang!

Cahaya yang tak pernah bohong. Memberikan arti kejujuran dalam kehidupan. Ia akan padam saat waktunya. ketika habis daya hidupnya. Aku sangat menghargai jasa sang cahaya ‘Philips’.

Bertahun-tahuna aku hidup dengannya. Tanpanya dunia menjadi gelap gulita. Karena kejujurannya dalam berjasa, ia selalu mendapat sanjungan luar biasa. Dari masyarakat, anak sekolah, pekerja kantoran sampai kuli bangunan. Mereka menggunakan jasanya yang berlebel ‘terus terang’.

Sewaktu aku kuliah di Jawa, dosen mengajarkan agar kita selalu ‘Philips’. Karena itulah kunci kehidupan. Maksudya adalah terus terang, sejujurnya. Karena lampu yang jago ini adalah rajanya cahaya. Jadi, dalam bahasa kita adalah ‘Philips’.

Pada kompetisi menulis ini, aku mempunyai impian dengan Philips. Yaitu program penerangan untuk belajar di Pulau Papua. Terutama daerah yang memang belum ada lampu Philips disana.

Dengan impian kecil untuk Papua, aku harap semua ini menjadi investasi suatu saat ini. Baik duniawi maupun akhirat. Karena investasi di dunia tak seperti halnya hasil di akhirat nanti. Investasi online untuk memberikan cahaya pada pulau pelosok negeri ini.

Kita di sini enak-enakan dengan cahaya yang terus terang. Philips ingin juga hadir di sana sebagai Reksadana. Semoga ini semua terwujudkan. Dan Philips juga akan berbagi ke sana.

Apalagi sekarang ini, investai sudah menjadi hal lumrah bagi semua orang. Namun, jarang orang tahu tentang ladang amal dalam investasi dengan membagikan Philips pada Papua. Agar masa depan kita sama-sama cerahnya dengan legamnya pulau itu.

 


 



#Phillip Securities Indonesia, #Investasi, #Reksadana, #POEMS ProFunds


Teman Baru Bhineka Patas

Tak sekedar teman baru, tapi juga saingannya patas. Hanya saja ia lebih kecil modelnya. Yang satu ini, aku benar-benar tak mengenalinya. Sudah hampir satu tahun aku tak berkunjung ke terminal. Karena konsumsi transport-ku sekarang adalah kereta api.

 

Dengan namanya yang aneh membuatku terperangah dengannya. Kalau di Jawa nanti, di kira “sutil”untuk menggoreng. Padahal itu adalah bis Shuttle. Semakin bertanya-tanya aku dengannya. Apa yang mebedakannya dengan patas? Sehingga ia rela bersaing dengannya.

Aku kira dia ‘Shuttle’ adalah taxi untuk ke Bandung. Ternyata bukan, mungkin ala taxi untuk jarak jauh pikirku. Dengan pengalaman lomba menulis ini, aku ingin usul rekomendasi untuk teman-teman yang sekolah di Bandung. Cobalah di cicip nikmatnya perjalanan bersama bis Shuttle-nya Bhineka Sangkuriang. Mungkin kalian akan mendapatkan kenikmatan baru dengannya. Karena, terlalu jauh kalau aku yang harus mencobanya. Sukses untuk Shuttle punya Bhineka.

 

Pandangan Kedua Dengan Bhineka

Ini edisi kali kedua aku melihatnya. Sosok yang dahulu aku ingin menumpanginya kembali muncul, masuk ke halaman luas terminal Harjamukti. Saat itu aku sedang menunggu bis ke arah Solo.


Ia perlahan memasuki terminal. Sehingga semakin jelas di depan mata. Dan ku-lihat ia tak bertuliskan pariwisata, namun patas executive. Karena gambar bilik dinding bis yang membuatku terpesona hingga aku akan tepat menebaknya, pasti bis Bhineka. Ternyata dugaannya tak meleset, benar-benar Bhineka. Sungguh senang hati aku melihatnya.

Andai saja jurusannya ke Solo akan aku ajak ayah untuk mencoba kenikmatan di dalamnya. Karena selama ini aku hanya menikmati indahnya pelayanan dari menariknya model bis tersebut.

Untuk PO. BhinekaSangkuriang, semoga semakin jaya dan maju. Agar semakin luas jangkauannya hingga ke terminal Solo. Karena aku merantau ke sana, sehingga aku usul ia untuk pergi ke menuju jalanan kota Jawa. Sukses untuk Bhineka Patas.!