Dalam kehidupan
sosial, sebagai manusia yang berkiprah di masyarakat akan merasakan namanya
sebuah penghargaan. Memang tidak semua orang dapat merasakan kiprahnya di
daerah tertentu, namun pasti semua pernah mendapatkan penghargaan. Baik dari
orang tua, teman, saudara, atau lembaga pendidikan.
Walau
pengalamanku mendapatkan penghargaan tak sebanding dengan para tokoh, ataupun
ulama. Bagiku penghargaan yang hakiki hanyalah sertifikat masuk Jannah. Sejak
kecil memang aku jarang mendapat hadiah. Namun, aku sering mendapat penghargaan
dari setiap sekolah yang pernah aku jalani.
Saat sekolah
dasar, aku tidak terlalu ingat apa yang aku dapatkan. Namun, menjadi perwakilan
sekolah untuk lomba mata pelajaran agama dan matematika adalah pengalaman yang
berharga bagiku.
Semakin meningkat
ke sekolah menengah, aku mendapat penghargaan karena pernah menjabat sekretaris
organisasi terbesar, yaitu organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Aku menjabat
sebagai sekretaris selama 2 tahun, dan 2 angkatan OSIS. Walau tak mudah
menjalaninya, inilah amanah dan kepercayaan yang diberikan oleh teman-teman.
Melanjutkan masa
SMA yang hidupnya berasrama, aku pernah mendapatkan 2 sertifikat. Yaitu sebagai
juara lomba ujian pidato, yang diadakan oleh panitia kelas akhir. Pidato yang
berbahasa arab dan inggris, itulah khasnya seorang yang pernah merasakan asrama
ala pesantren.
Semakin dewasa,
aku lupa apa yang telah didapat. Ini hanya bagian yang aku ingat akan sebuah
penghargaan. Terakhir adalah saat aku menjadi panitia acara pesantren kilat.
Yang diadakan oleh Yayasan Pendidikan Islam Ar-Royyan Babakan, Cirebon. Disana,
aku meraih juara sebagai panitia putri ter-favorit. Sebuah yang tak pernah aku
sangka. Karena selama 3 tahun ini, aku menjadi panitia di yayasan tersebut. Dan
baru kali ini aku mendapatkan sesuatu yang lebih disana.
Sebenarnya, apa
penting sebuah penghargaan?
Jika kita
melihat, ia akan menjadi sebuah tambang sebagai tali agar ia tetap kuat dalam
melaksanakan hal yang pernah ia lakukan. Tentu saja sesuatu yang berharga, baik
bagi dirinya maupun orang lain. Sebagai balasan hasil yang pernah dilakukan
seseorang atas usahanya.
Dalam dunia
pendidikan, kita harus hati-hati dengan sebuah penghargaan. Walau seorang anak
harus merasa berharga atas perbuatan baik yang ia kerjakan. Namun, terkadang
orang tua selalu ada yang salah dalam meletakkan sebuah penghargaan bagi
anaknya.
Sebagai contoh
yang sering terjadi, anak diajarkan agar terus selalu belajar yang rajin.
Dengan sebuah ketentuan agar menjadi juara. Padahal, ia lupa akan di balik
perintah belajar bukan untuk hal itu saja. Belajar memang menjadi kewajiban
bagi seluruh manusia. Sehingga ketika seorang anak pada masa sekolah akan salah
memahami hakikat belajar, yaitu belajar hanya pada waktu sekolah. Sebagaimana
kita ketahui, bahwa belajar tak harus formal. Dimana pun dan kapan pun kita
memang akan mengalami pemblejaran. Karena hidup adalah belajar.
Kembali pada
potensi pengahargaan dalam sebuah pendidikan. Orang tua akan menjanjikan
anaknya yang rajin belajar dan juara dengan mendapat hadiah sebagai tanda
peghargaan. Namun, seringnya lupa menjelaskan akan penghargaan itu. Jadi hanya
sebagai simbol kemenangan saja bagi anak. Padahal, kita harus mengingatkan pada
anak. Bahwa tidak semua yang dilakukan akan mendapatkan sebuah penghargaan.
Agar kelak ketika ia dimana saja tidak akan mencari sebuah identitas
penghargaan dalam hidupnya. Karena penghargaan adalah sebuah bonus tertentu
yang akan diberikan pada orang yang memang akan mendapatkan, jadi tidak semua
orang tentu mendapatkannya.
Itulah sedikit
tentang sebuah penghargaan bagiku. Untuk para orang tua, haruslah ingat selalu
akan hakikat sebuah penghargaan dalam dunia pendidikan.Karena penghargaan tak harus selalu berharga
Inilah sedikit artikel yang aku ikutkan pada Lomba Contest Sudexo, ( Merchant Sudexo & Voucher Belanja Sudexo ).
![]() |
http://sodexoevent.com/blog-contest/ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar